Gerakan Hutan Itu Indonesia Adakan ‘Konser Musika Foresta’ untuk Rayakan Hari Hutan Indonesia

Dipublikasikan oleh admin pada

Jakarta, 10 Mei 2017 – Gerakan Hutan Itu Indonesia berkolaborasi dengan para musisi Indonesia untuk menyebarkan pesan-pesan positif terhadap upaya perlindungan hutan di Indonesia secara kreatif, melalui ‘Konser Musika Foresta.’ Konser ini sekaligus merupakan momentum peringatan perdana Hari Hutan Indonesia yang akan terjadi pada Sabtu, 13 Mei 2017 mendatang atau bertepatan dengan peringatan penandatangan moratorium izin baru di hutan primer dan lahan gambut oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Mei 2015 lalu.

Setelah satu tahun berkarya dan memperkenalkan kembali manfaat serta kekayaan hutan bagi masyarakat Indonesia, Gerakan Hutan Itu Indonesia ingin kembali mengundang masyarakat Indonesia untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam upaya-upaya perlindungan hutan yang semakin berkurang akibat deforestasi; padahal, hutan memiliki banyak fungsi mulai dari penyerap karbon dan pengatur siklus air, serta merupakan bagian penting dari kehidupan dan budaya dari berbagai suku di Indonesia.

Hal ini dipertegas oleh Riry Silalahi, Koordinator Musika Foresta sekaligus perwakilan dari Gerakan Hutan Itu Indonesia, ”Indonesia merupakan negara terbesar ketiga dengan hutan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati. Untuk itu, adalah penting melihat hutan sebagai bagian dari identitas bangsa kita yang patut kita jaga dan lindungi secara terus menerus. Kami berusaha agar cara yang kami lakukan tetap bernuansa kreatif untuk mendorong pesan-pesan perlindungan terhadap hutan yang bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Konser Musika Foresta adalah salah satu bentuk perwujudan cita-cita tersebut.”

Implementasi ide kreatif Musika Foresta dituangkan dengan mengajak para musisi ternama untuk menjelajahi beberapa hutan di Indonesia. Para musisi tersebut adalah Glenn Fredly di Taman Nasional Manusela di Ambon, Maluku; Achi Hardjakusumah di Hutan Kemenyan, Tapanuli Utara; Astrid di Hutan Nagari Sungai Buluh, Sumatra Barat; dan Alam Urbach di Hutan Adat Dayak Iban, Sui Uti, Kalimantan Barat. Mereka tinggal di hutan selama beberapa hari untuk merasakan kenikmatan kekayaan hutan dan mencari inspirasi untuk kemudian dituliskan ke dalam lagu, yang semuanya dilakukan secara sukarela.

Glenn Fredly yang menciptakan lagu berjudul ‘Manusela’ setelah berkunjung ke TN Manusela berkata, ”Perjalanan ini merupakan anugerah bagi saya pribadi karena saya kembali diingatkan kepada tanah leluhur saya, Maluku. Hutan Manusela sangat kaya akan spesies burung yang indah dan membuat saya kembali jatuh cinta kepada hutan dan semakin mencintai Maluku. Saya merasa terhormat bisa berkontribusi untuk membangkitkan kembali rasa sayang masyarakat Indonesia terhadap hutan.”

Achi Hardjakusumah memiliki pengalaman unik saat berkunjung ke hutan, “Pengalaman yang luar biasa saat aku melihat salah satu ompung di hutan merayu pohon kemenyan. Rasanya seperti dibawa masuk ke alam lain. Perlakuannya terhadap sang pohon seperti dia memuja sosok manusia yang dimuliakan. Adat ini adalah sesuatu yang harus kita lestarikan dan kita jaga sama-sama.”

Call to action yang ingin diraih Gerakan Hutan Itu Indonesia dari Musika Foresta, baik dari perjalanan musisi ke hutan, produksi lagu, maupun konsernya, adalah untuk mengajak masyarakat Indonesia menandatangani petisi #JagaHutan dari Change.org untuk merealisasikan cita-cita menjadikan hutan sebagai bagian dari identitas Indonesia.

Terkait hal ini, Arief Aziz, co-founder sekaligus Country Director Change.org di Indonesia mengatakan, “Semenjak Change.org hadir di Indonesia, petisi-petisi mengenai hutan telah banyak dimulai. Tidak jarang pula yang berhasil membuat perubahan dengan ratusan ribu petisioner jika ditotal. Dari mulai rawa Tripa di Aceh, hingga hutan di Kepulauan Aru. Kemarin pun saat Hutan Itu Indonesia merilis survei bersama Change.org, hampir 50 ribu orang yang berpartisipasi. Dan hampir semuanya siap melakukan aksi nyata untuk melindungi hutan Indonesia. Petisi #JagaHutan merupakan aspirasi masyarakat untuk mendedikasikan hari khusus untuk memperingati pentingnya fungsi dan perlindungan hutan bagi kita. Petisi #JagaHutan sudah ditandatangani lebih dari 2.500 orang dan saya yakin angka ini akan terus bertambah”

Selain keempat musisi di atas, sejumlah musisi lain juga mendukung Konser Musika Foresta: Melanie Subono, 5Romeo, Nina Tamam, Sandra Fay dan The Weekend Rockstars yang akan turut membawakan sejumlah lagu dan musikalisasi puisi. Sama seperti musisi yang berangkat ke hutan, para musisi ini juga mendukung secara sukarela. Selain di Jakarta, perayaan Hari Hutan Indonesia juga akan dilakukan di enam kota besar lainnya, yaitu Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Palangkaraya.

Peringatan perdana Hari Hutan Indonesia melalui ‘Konser Musika Foresta’ merupakan momentum penting bagi dukungan yang lebih besar untuk melindungi dan melestarikan hutan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penyaluran seluruh hasil penjualan tiket untuk adopsi pohon di berbagai wilayah Indonesia.

“Seluruh hasil penjualan tiket Konser Musika Foresta akan digunakan untuk adopsi pohon di beberapa hutan di Jambi dan Sumatra Barat. Adopsi berarti merawat pohon yang ada di hutan dan memastikan bahwa keberadaan pohon tersebut tetap ada untuk jangka waktu panjang. Inilah bentuk perlindungan hutan sesungguhnya yang ingin kami tularkan dan perjuangan secara konsisten. Kami harap semangat mencintai hutan dapat terus tumbuh selama tahun-tahun mendatang, sehingga menjaga hutan sudah merupakan bagian dari hidup yang harus dilakukan sekarang oleh diri kita masing-masing,” tutup Leony Aurora, Ketua Gerakan Hutan Itu Indonesia.

Selesai –

Kategori:

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *