Dengan Bantuan Para Influencers, Petisi #JagaHutan Menembus Angka 220.000 Penanda Tangan
Jakarta, 4 September 2018 — Petisi dengan tagar #JagaHutan yang diluncurkan bulan April 2017 lalu oleh Hutan itu Indonesia dengan salah satu tujuan utama meminta penetapan hari khusus untuk hutan Indonesia kini telah ditandatangani lebih dari 220.000 orang. Kemarin malam, Senin, 3 September 2018, Hutan itu Indonesia mengadakan Open Mic, sebuah acara untuk merayakan pencapaian yang di luar perkiraan tersebut di Auditorium Binus University International fX Sudirman Jakarta. Daniel Mananta, Robi Navicula, Kafin Sulthan, dan belasan musisi lainnya turut meramaikan acara tersebut.
Selama sembilan bulan perjalanan petisi #JagaHutan berhasil mengumpulkan sekitar 15.000 penanda tangan. Hasil ini telah diserahkan Hutan itu Indonesia bersama musisi Glenn Fredly kepada Ibu Siti Nurbaya Bakar sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 4 Januari 2018 lalu.
Bulan Mei 2018 lalu Hutan itu Indonesia mengadakan petition drive yang didukung Daniel Mananta, Nadine Chandrawinata, Sheryl Sheinafia, Kiki CJR, Nino Fernandez, Dayu Hatmanti dan sekitar 40 influencer lainnya yang mengajak followers-nya swipe up dan menandatangani petisi di change.org/jagahutan.
Sejak itu petisi ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat. Hari ini tercatat petisi #JagaHutan telah mendapatkan 220.082 tanda tangan, atau 14 kali lipat dari sebelum diadakannya petition drive.
“Ini adalah pencapaian bersama, kita, rakyat Indonesia, termasuk di dalamnya para influencers, para musisi, rekan media yang selama ini telah mendukung gerakan kami, yang telah terus memberikan bahan bakar motivasi kami untuk terus bergerak,” ujar Riry Silalahi, PiC Open Mic dan anggota Core Team Hutan itu Indonesia. “Kami merasa makin termotivasi melihat jumlah penanda tangan petisi ini, karena ini artinya orang Indonesia peduli akan hutan Indonesia dan menyadari kekayaan hutan kita.”
Open Mic, ajang ekspresi para seniman untuk memberikan dukungan kepada Hari Hutan Indonesia
Kemarin, 3 September 2018, Hutan itu Indonesia mengajak masyarakat menghadiri Open Mic yang menghadirkan Robi Navicula dan Kafin Sulthan serta sejumlah musisi pendukung Hari Hutan Indonesia lainnya.
Untuk membahas lebih lanjut mengenai petisi tersebut diadakan diskusi santai bersama Daniel Mananta, Riry Silalahi (Hutan itu Indonesia), dan Annisa Rachmawati (Juru Kampanye Hutan, Greenpeace Indonesia). Diskusi dipimpin oleh Yulia Supadmo, jurnalis senior yang kini menjabat sebagai Pemimpin Redaksi RTV.
Dalam diskusi singkat tersebut, Daniel Manata sempat menanyakan kepada peserta diskusi apa yang mereka pikirkan ketika mendengar kata hutan. Jawabannya beragam, mulai dari Brazil, Amazon, Kongo, dan lain-lain.
“Here’s the crazy thing,” kata Daniel. “Bule ketika ditanya apa yang mereka pikirkan tentang hutan, jawabannya adalah Borneo. Orang luar melihat Borneo yang ada di Indonesia ketika bicara hutan, tapi kita sendiri tidak.”
Daniel melihat hal itu terjadi karena tidak adanya hari khusus untuk merayakan hutan Indonesia, yang ada hanyalah hari hutan internasional dan masyarakat internasional lah yang mengapresiasi Borneo sebagai hutan.
Pentingnya penetapan hari hutan Indonesia diperbandingan dengan salah satu hari Nasional. “Kalau semua orang kenal sosok Raden Ajeng Kartini karena kita merayakan Hari Kartini sejak kecil, kebayang dong kalau setiap tahun kita merayakan Hari Hutan Indonesia?” katanya juga.
Annisa Rachmawati menyatakan perlu ditetapkannya hari hutan Indonesia karena Indonesia berhak memiliki hari hutan sendiri. “Selain sebagai perayaan, penetapan hari Hutan Indonesia juga bisa menjadi pengingat, berapa banyak lagi hutan yang mampu kita jaga, hutan yang telah menyediakan segalanya untuk kita.”
Realisasi Hari Hutan Indonesia
Siti Nurbaya Bakar saat berbincang bersama tim Hutan itu Indonesia di program Kick Andy Show, bulan Mei 2018, sempat menyatakan bahwa permohonan penetapan Hari Hutan Indonesia telah disampaikan ke Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo.
Ketika ditanyakan berapa jumlah penanda tangan petisi agar permohonan dikabulkan, Menteri KLHK menyampaikan bahwa Presiden pernah mengatakan bahwa setiap permohonan rakyat Indonesia adalah penting, termasuk yang disampaikan melalui petisi, berapa pun jumlah penanda tangannya.
Siti Nurbaya sendiri menyampaikan apresiasinya atas permohonan penetapan hari hutan Indonesia yang muncul dari masyarakat. “Saya menyambut baik gagasan untuk merayakan Hari Hutan Indonesia, artinya ada kesadaran dan tekad bersama untuk menetapkan ciri identitas kita,” katanya.
Petisi #JagaHutan masih terus bergulir, dan realisasi Hari Hutan Indonesia sangat bergantung kepada Presiden RI, Joko Widodo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.
0 Komentar