Indonesia Circular Economy Forum 2019
Konsep Circular Economy masih menjadi pembicaraan dalam skala bisnis sampai negara saat ini. Sebagai konsep yang masih baru untuk di Indonesia, konsep ini menjadi alternatif untuk memulihkan material yang telah sampai pada batas limitnya. Karena begitu krusialnya hal ini untuk diterapkan, Greeneration Foundation bersama dengan universitas dan instansi lainnya mengadakan Indonesia Circular Economy Forum di Pullman Thamrin Hotel pada 11-12 November 2019. Forum ini melibatkan banyak pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi tantangan dan menghasilkan solusi serta rekomendasi untuk menerapkan ekonomi linier di Indonesia. Hutan Itu Indonesia juga diundang oleh EEAS Jakarta dalam forum ini.
Acara yang berlangsung mulai pukul 9 pagi hingga pukul 4 sore ini terbagi dalam beberapa sesi, yakni opening session, plenary session, dan breakout session. Opening session diisi oleh Bapak Luhut Binsar Panjaitan dari Kemenko Maritim dan Investasi RI, Vincent Piket sebagai Delegasi EU Indonesia dan Brunei Darussalam, dan Bjornar Dahl Hotvedt dari Kedutaan Besar Norway. Sesi forum yang dibagi menjadi plenary session dan breakout ini dibagi lagi di beberapa ruangan dan peserta dapat memilih untuk mengikuti sesi mana saja.
Kemustahilan untuk menghilangkan plastik di muka bumi ini membuat perusahaan berpikir keras untuk menyeimbangkan ekonomi dan lingkungan. PRAISE, sebuah asosiasi kemasan dan daur ulang untuk lingkungan berkelanjutan di Indonesia diluncurkan pada 2017 untuk mencerminkan penekanan mereka terhadap pengelolaan sampah kemasan yang holistik di Indonesia. Koalisi ini didirikan oleh 6 Industri FMCG terbesar di Indonesia, yakni Coca-Cola Indonesia, Indofood Sukses Makmur, Nestlé Indonesia, Tetra Pak Indonesia, Tirta Investama, dan Yayasan Unilever Indonesia.
Di forum ini PRAISE hadir dalam breakout session 1 untuk bersama mengajak pemangku kepentingan agar mengintegrasikan kerja sama dengan lebih baik. Sampai saat ini PRAISE telah melakukan kerja sama dengan bank sampah, TPS3R, pemerintah daerah, hingga kementerian dan lembaga. PRAISE juga tidak lupa bahwa Indonesia memiliki sektor informal yang perlu diperhatikan seperti kelompok pemulung.
Kondisi ini, jika tidak segera menemukan solusi tentu akan mengakibatkan berkurangnya sumber daya. Keberhasilan penerapan konsep circular economy dipastikan dapat memaksimalkan efisiensi penggunaan sumber daya. Juga mengurangi biaya operasi perusahaan dari penggunaan sumber daya, sehingga meningkatkan daya saing dan membawa peluang pertumbuhan di tingkat global.
“Kami ingin mengingatkan bahwa manajemen sampah juga membutuhkan komitmen dan kemitraan berbagai pihak, mulai dari tingkat individual di rumah tangga, hingga pemerintah dan pihak swasta. Indonesia dapat memulai implementasi konsep ekonomi sirkularnya dari manajemen sampah, yang kami lihat berjalan dengan semakin baik di negeri ini, saat ini.”, ucap Bjørnar Dahl Hotvedt, Charge d’affaires a.i Kedutaan Norwegia untuk Indonesia saat opening session pada Indonesia Circular Economy Forum 2019.
Dengan adanya forum ini, Indonesia diharapkan mengimplementasikan circular economy yang telah dilakukan di negara-negara maju, tentunya dengan menyesuaikan konteks situasi dan prioritasnya sendiri. Karena konsep ekonomi sirkular ini merupakan satu jawaban yang sekaligus menyentuh manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup di Indonesia. (Uty)
Editor : Shabrina
0 Komentar