Hutan itu Kaya Rempah

Dipublikasikan oleh admin pada

Hutan itu (Kaya) Rempah! Ya hutan bukan sekedar pohon, hutan menyimpan banyak keanekaragaman hayati dan salah satunya membuatnya kaya akan rempah-rempah.  Pada masa pandemi COVID-19 ini banyak orang mengkonsumsi dan kembali memakai rempah-rempah. Apakah termasuk kamu? Rempah-rempah seperti kayu manis, jahe, kunyit, temulawak, pala, cengkeh, kayu secang, dan kawan-kawannya, terbukti mampu menaikkan daya tahan tubuh atau imunitas kita. Pakar jamu, Prof Dr. Mangestuti Agil, MS., Apt., menyatakan bahwa kunyit dan temulawak dapat meningkatkan sistem imun dan kekebalan tubuh manusia. Nah, dengan menjaga hutan kita turut menjaga sumber rempah kita supaya terus dapat kita konsumsi.

Rempah-Rempah dan Olahannya di Pameran Organic, Green, Healthy (OGH) Expo

Komoditi tanaman rempah dan obat-obatan termasuk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), sudah terbukti dapat memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan sekaligus peningkatan kelestarian hutan dan memberikan kontribusi bagi devisa negara. Nah, pengelolaan hutan secara lestari dapat menjadi solusi untuk menurunkan emisi karbon akibat alih fungsi atau penggundulan (deforestasi dan degradasi) hutan serta pengurangan kemiskinan petani hutan.

Data dari Yayasan Negeri Rempah, terdapat 400-500 spesies rempah di dunia, 275 di antaranya terdapat di Asia Tenggara dan Indonesia lho. Maka dari itu, sejak abad ke-16 banyak orang dari Benua lainnya dan negara-negara sekitar datang ke Indonesia untuk mengakses rempah-rempah Indonesia. Beberapa daerah penghasil rempah-rempah terbesar di Indonesia dan juga kaya hutan pastinya, tersebar dari Aceh hingga Papua, karena hutan hujan tropis menjadi habitat berbagai tanaman endemis dan penghasil rempah-rempah.

https://negerirempah.org/

https://negerirempah.org/

Sebenarnya, masyarakat adat atau masyarakat lokal sejak dahulu telah aktif melakukan pengelolaan hutan secara lestari, walaupun masih dalam sekala kecil dan untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan peningkatan ekonomi keluarga mereka yang sangat bergantung pada keberadaan dan kelestarian hutan. Kita harus kembali ke kearifan lokal kita, seperti kita kembali dan setia memakai rempah dibandingkan bahan kimia untuk pengolahan makanan atau minuman kita.

Maka dari itu peranan kita sangat berarti, walau tinggal jauh dari hutan. Perlu dukungan baik dari pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, perusahaan/asosiasi, perbankan, peneliti, lembaga swadaya masyarakat, masyarakat adat hingga petani hutan untuk memastikan keberadaan rempah dan HHBK nusantara terus berkelanjutan.

Ngomong-ngomong, kamu sudah tahu bentuk-bentuk dan rasa rempah-rempah khas nusantara belum? Selagi momen Hari Lingkungan Hidup 5 Juni ini kita rayakan, yuk kita rayakan juga kemegahan lingkungan kita di dalam hutan yang kaya rempah. Caranya adalah dengan mengenal rempah-rempah, Cek di media-media sosial Hutan itu Indonesia mulai 5 Juni ini ada lomba #tebakrempahchallenge dan #tangkaprempahchallenge di Instagram, Facebook, dan Twitter. Kamu bisa menangkan paket rempah-rempah dari Rahsa Nusantara setiap harinya! Ayo #jagahutan dengan bermain #tebakrempahchallenge dan #tangkaprempahchallenge!

Ingat sekali lagi, dengan menjaga hutan kita turut menjaga sumber rempah kita supaya terus dapat kita konsumsi. Indonesia kaya hutan, Indonesia kaya rempah, Hutan itu Indonesia!


Referensi tulisan:

  1. https://negerirempah.org/
  2. https://warsi.or.id/rempah-di-areal-perhutanan-sosial/
  3. http://kpshk.org/2019/11/22/rempah-dan-potensi-hasil-hutan-lainnya-di-shk/

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *