Kenali 3 Fakta Menarik Keberadaan Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis adalah ekosistem hutan yang ditandai oleh curah hujan yang tinggi, ciri khasnya berkanopi lebat dan memiliki keragaman hayati. Kemewahan hutan hujan tropis ada pada fungsinya sebagai proses penyaringan iklim dan proses hidrologis yang mencerminkan iklim mikro. Hutan hujan tropis biasanya berada sepanjang garis khatulistiwa yang disinari matahari sepanjang tahunnya namun biasanya ada pada koordinat tropic of cancer (23°27’N)  dan tropic capricorn (23°27’S) seperti lembah Amazon di Amerika Latin, Kongo, Asia Tenggara. Indonesia sendiri memiliki luasan hutan hujan tropis ketiga dunia loh, setelah Brazil, Kongo diikuti Peru dan Kolombia.

Foto: https://ya-webdesign.com/ | Struktur Pemandangan di Hutan Hujan Tropis              

Struktur hutan hujan tropis memiliki lima lapisan, umumnya paling atas berbentuk mahkota/payung dengan ketinggian 40-60 meter. Lapisan dibawahnya memiliki ketinggian 20-30 meter dengan masing kerapatannya yang terputus lalu tersambung dengan pohon yang muncul di bawahnya yang sama-sama membentuk kanopi. Lapisan ketiga  memiliki ketinggian 9 dan 15 meter dengan sifatnya bermahkota sempit. Lapisan semak menjadi lapisan terakhir, rata-rata lapisan ini ditumbuhi bibit pohon dan tanaman herbal. 

Kunjungi laman Cerita dari Hutan sebagai kolaborasi antara seniman yang terinspirasi dari hutan!

Ini 3 Fakta Utama yang Perlu Kamu Ketahui tentang Hutan Hujan Tropis loh Kak!

  • Punya Keanekaragaman Hayati yang Sangat Tinggi 

Ekosistem hutan hujan tropis adalah daerah dengan 50% vegetasi dan satwa yang ada di dunia, di mana hanya mencakup 6% luas daratan dunia. Hutan hujan tropis Indonesia saja menjadi rumah bagi 10 persen spesies tumbuhan, 12 persen spesies mamalia dan  17 persen dari jenis burung yang dikenal. Di Kalimantan saja terdapat 15.000 spesies tanaman termasuk tanaman jenis anggrek dengan 2.500 spesies. Data dari Bappenas tahun 2003 Indonesia mempunyai 38 ribu spesies tumbuhan, 55% diantaranya tumbuhan endemik. Karakteristik hutan hujan tropis di seluruh dunia punya banyak kesamaan dalam komposisi tanah maupun iklim, tetapi di setiap wilayahnya memiliki spesies endemik yang tidak dapat ditemukan di wilayah lain. 

 

Foto : Anggun Adi/Flickr. Tarsius merupakan primata terkecil, salah satu hewan endemik Indonesia, tersebar di hutan-hutan Sulawesi

Primata merupakan contoh dari ikon hutan hujan tropis, di Amerika Tengah dan Selatan punya ikon tertentu seperti monyet howler, spider dan capuchin, sementara Afrika memiliki babon, verzet, simpanse dan gorila. Di Asia memiliki lutung, siamang dan orangutan. 

  • Berkontribusi Besar dalam Menstabilkan Iklim dan Cuaca Global 

Ekosistem hutan hujan tropis berkontribusi dalam menyimpan karbon sebanyak 25% karbon dunia ditambah dengan kawasan hutan lain nya yang jumlahnya 20%. Hutan hujan tropis menyerap CO2 dari udara atau gas rumah kaca lalu menyimpannya sebagai cadangan karbon. Di mana penyerapan CO2 tersebut membantu dalam menstabilkan iklim, sebanyak 250 miliar ton disimpan di ekosistem hutan hujan, jumlah ini setara dengan 90 tahun emisi bahan bakar fosil global saat ini.  Hutan hujan yang ada di Indonesia, Brasil dan Kongo, punya peranan penting sekali dalam kehidupan kita, ia membantu mengatur curah hujan, mencegah banjir, melindungi keanekaragaman hayati yang adadan membatasi perubahan iklim. Proses hidrologi hutan hujan tropis juga sangat mencerminkan iklim mikro atau bioklimat loh. Proses di mana membagi curah hujan yang dikirim ke permukaan tanah dan air yang tertangkap di kanopi hutan dan lalu dikembalikan ke atmosfer dengan penguapan. 

Foto : Nature.com | Keseimbangan daur ulang air di hutan hujan tropis sifatnya menangkap dan mencadangkannya sebagai stok air bagi ekosistem yang lebih besar, jika kanopi dan pemandangan hutan berkurang maka proses evapotranspirasi berdampak pada limpasan air  atau meningginya muka air pada sungai.

Air yang dikirim ke permukaan tanah dapat mengalir secara langsung ke sungai dan danau lalu kembali ke laut atau terserap ke dalam tanah, menjadikannya sebagai cadangan air tanah. Jalur dan proses ini sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Jika Hutan hujan semakin berkurang kapasitasnya dan semakin banyak yang hilang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap proses peredaran air, bahkan bisa menyebabkan bencana kekeringan.  

Nah untuk memaksimalkan manfaat iklim dari hutan, kita wajib mempertahankan lebih banyak pemandangan hutan, mengelolanya lebih berkelanjutan, dan memulihkan lebih banyak pemandangan hutan yang telah hilang

  • Sebagai Apotek Alami dan Tempat Tumbuhnya Tanaman Obat

Hampir 90% penyakit manusia yang dikenal dalam ilmu kedokteran dapat diobati dengan obat resep yang berasal dari alam. Hutan hujan tropis berkontribusi sebagai tempat jenis-jenis tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi kesembuhan penyakit yang diderita manusia. 

Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, lebih dari dua pertiga dari semua obat yang ditemukan memiliki sifat melawan kanker berasal dari tanaman hutan hujan. Bahan-bahan yang diperoleh dan disintesis dari tanaman siput laut kecil yang sekarang telah punah dan hanya ditemukan di Madagaskar, tanaman tersebut bisa meningkatkan peluang bertahan hidup bagi anak-anak dengan leukemia dari 20 persen menjadi 80 persen.

Beberapa senyawa dalam tanaman hutan hujan juga digunakan untuk mengobati malaria, penyakit jantung, bronkitis, hipertensi, rematik, diabetes, ketegangan otot, radang sendi, glaukoma, disentri, dan tuberkulosis, Banyak anestesi yang tersedia secara komersial, enzim, hormon, pencahar, campuran batuk, antibiotik, dan antiseptik juga berasal dari tanaman hutan hujan. Satu miliar orang di seluruh dunia memiliki penyakit tekanan darah tinggi, obat resep yang terjual di seluruh dunia saat ini berasal dari tanaman di hutan hujan. 

Foto : http://www.kedaiqncjellygamat.com/

Kayu manis menjadi salah satu contoh hasil hutan bukan kayu sebagai obat hipertensi, studi journal Nutriton menyebut kayu manis berhubungan dengan penurunan tekanan darah.

Mengelola hutan secara berkelanjutan akan sangat berdampak pada ekosistem di dalamnya termasuk kehidupan manusia, upaya yang selaras sama dengan kita menjaga anugerah Tuhan bagi keberlangsungan  generasi selanjutnya. 

Jaga Hutan berarti juga menjaga kita, manusia  

 

(more…)

Hutan itu Kaya Rempah

Hutan itu (Kaya) Rempah! Ya hutan bukan sekedar pohon, hutan menyimpan banyak keanekaragaman hayati dan salah satunya membuatnya kaya akan rempah-rempah.  Pada masa pandemi COVID-19 ini banyak orang mengkonsumsi dan kembali memakai rempah-rempah. Apakah termasuk kamu? Rempah-rempah seperti kayu manis, jahe, kunyit, temulawak, pala, cengkeh, kayu secang, dan kawan-kawannya, terbukti Read more…

Pertanian Selaras dengan Penjagaan Hutan

Pangan, sebagai kebutuhan dasar manusia, sudah selayaknya mendapatkan perhatian lebih dan perlu diutamakan ketimbang yang lainnya. Termasuk pertanian, memperhatikan setiap detail distribusi produk pangan dari produsen hingga konsumen adalah keharusan. Acara yang diadakan oleh TaniHub pada 13 Maret 2020 ini juga dihadiri oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dalam pidatonya Read more…

Belajar Mencintai Hutan dari Film SEMES7A

Pada hari Kamis, 5 Maret 2020, Koaksi Indonesia mengadakan nonton bareng film Semesta di FX Sudirman Jakarta Pusat. Film Semesta merupakan film dokumenter yang disutradari oleh Chairun Nissa dan diproduseri oleh Mandy Marahim dan Nicolas Saputra. Film ini berkisah tentang 7 tokoh masyarakat inspiratif yang bergerak menanggulangi perubahan iklim atas Read more…

Tea Ceremony

Pada tanggal 1 Maret 2020, saya mewakili Hutan Itu Indonesia mengikuti Kegiatan Liburan Berwawasan “ Edukasi dan Tanam Teh Bareng Petani” di Kebun Teh Pasir Canar yang berada di Kecamatan Takokak, Sukanegara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kebun Teh Pasir Canar ini telah berdiri sejak tahun 2014, dengan berkapasitas 200 Kilogram Read more…

2nd Youth Camp Badan Restorasi Gambut: “Keseruan Berkemah di Alam Gambut Tropis”

Kalimantan memang terkenal dengan hutannya Indonesia, memiliki delapan taman nasional yang tersebar di setiap wilayahnya, yakni Betung Kerihun, Bukit Baka Bukit Raya, Danau Sentarum, Gunung Palung, Kayan Mentarang, Kutai, Tanjung Puting, dan Sebangau. Pada 15-18 November 2019 lalu, tim Hutan Itu Indonesia berangkat menuju Palangkaraya untuk menghadiri 2nd Youth Camp Read more…